makanan kuno kaya akan gizi



 makanan kuno kaya akan gizi


            dizaman era globalisasi ini banyak bermunculan beranekaragam makanan fastfood atau junkfood dari yang murah sampai yang mahal tersedia seperti steak, kebab, pitza, hamburger, mie instan dan lain-lain yang sangat digemari oleh masyarakat, padahal kandungan gizi dalam makanaan tersebut belum  memenuhi standar bahkan dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit-penyakit tertentu. Berbicara  tentang makanan modern yang sedemikian rupa, bagaimana kandungan gizi pada makanan kuno atau jadul?.
            Salah satu makanan kono yang melegendaris dikalangan masyarakat jawa adalah nasi tiwul, nasi yang berbahan dasar ketela pohon atau singkong tersebut mempunyai rasa yang unik dan berbeda dengan nasi putih  serta dapat dikonsumsi dalam berbagai sajian, salah satunya dengan campuran parutan kelapa dan gula merah.

            Selain dijamin kelezatanya nasi tiwul juga mengandung zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Setiap 100 gram nasi tiwul mengandung 63,50 gram air, Fosfor 40 gram, Kalsium 33 mg, Vitamin 30 mg, Protein 1,20 mg, Zat besi 0,70 mg, Lemak 0,30 mg, Vitamin B1 0,01 mg, dan kalori 121 kal lebih rendah dari nasi putih. Manfaat nasi tiwul berdasarkan prosesnya:
       Menjaga kesehatan pencernaan
       Nasi tiwul sebagai sumber energi
       Menghambat tumbuhnya sel-sel kanker
        Makanan diet penderita diabetes

Kenapa nasi tiwul baik untuk penderita diabetes?
Ketika seseorang menderita diabetes harus memperhatikan pola makananya salah satunya menghindari makanan-makanan berkalori tinggi karena makanan berkalori tinggi akan mudah terurai menjadi gula, maka dari itu disarankan mengganti nasi putih dengan nasi tiwul yang berkalori rendah.  

            Makanan kuno yang kedua ini sangat unik terutama pada warnanya yaitu hitam, masyarakat jawa biasa menyebutnya dengan gatot. Makanan warisan nenek moyang ini berbahan dasar singkong yang dikeringkan hingga menjadi gaplek berwarna kehitaman, warna hitam pada gatot terjadi karena proses fermentasi dari semacam jamur(kapang) yang tumbuh akibat proses penjamuran relative lama dan disertai menghujan-hujankan. Akibat fermentasi membuat unsure pati di dalam singkong menjadi rusak dan mudah dicerna. Perlu diketahui  singkong yang telah dikeringkan dengan proses yang bersih akan lebih aman dikonsumsi dari singkong biasa karena pada saat pengeringan, racun alami pada singkong linamin dan lataustralin(jenis racun sianida) akan ikut menguap. Sedangkan untuk penyajiannya gatot biasa ditemani dengan parutan kelapa.  

            Pada zaman penjajahan jepang gatot menjadi makanan pokok karena sulitnya mendapatkan beras pada masa itu, bahkan dimasa sekarang peran gatot masih cukup dominan dikalangan masyarakat desa, jika beras mahal, musim paceklik, dan gagal panen sebagian orang desa akan mengkonsumsi gatot sebagai pengganti nasi. Kita masih dapat menemukan makanan ini di beberapa daerah seperti kabupatan wonogiri jawa tengah, gunung kidul Yogyakarta, dan kabupeten blitar jawa timur.   

            Walaupun penampilannya tidak secantik makanan modern saat ini tapi ia memiliki kandungan zat gizi yang bermanfaat untuk tubuh, adapun jenis zat gizi didalamnya seperti kandungan karbohidratnya yang lebih tinggi daripada karbohidrat didalam beras karena setiap 100 gram gatot mengandung 33,3 gram sedangkan kandungan serat didalamnya juga lebih tinggi daripada beras. Namun kandungan zat lain yang terdapat pada gaplek(vitamin dan mineral) relative lebih kecil daripada beras terutama setelah diolah karena itu disarankan untuk mengolah gaplek menjadi penganan yang dikombinasikan dengan bahan pangan lain.


Komentar

Postingan Populer